Hal yang bakal kukatakan buat DIRIQ (dimasalalu)
Jadi... baru-baru ini aku ngebongkar file lamaku. Bukannya gimana-gimana ya, tapi kok aku ngerasa aneh banget cara aku foto jaman dulu. Waktu aku ngeliat itu foto-foto, aku terus mikir ternyata banyak mendasar yang aku lupakan. Contohnya kaya cara aku mengekspos, cara aku komposisi, dan saat aku melihat foto-foto tersebut aku teringat apa aja yang aku lakukan saat di lokasi foto itu. Cara aku berinteraksi dengan subjek atau model yang cenderung pasif. Aku nggak suka banget kalau diingat-ingat. Tapi justru dari situ aku juga tersadar (lagi) ternyata aku sudah bergerak dan mungkin berkembang.
Seandainya ada kesempatan untuk memberikan saran, mungkin hal-hal ini yang akan aku katakan kepada Eki yang dulu-dulu-dulu dan mungkin ini dapat menjadi sesuatu untuk kamu juga. Disklaimer dikit, ini hanya dari apa yang aku lihat dari foto lamaku dan tentu bias dari diri sendiri dari pandangan Eki per Oktober 2020. "Mumpung nulis di blog sendiri".
"Ki, Stop foto di tempat yang bener-bener gelap. Plis!"
Aku nggak tahu kenapa ini hal yang paliiinggg fatal banget yang menurutku, dan parahnya aku terus lakukan. Yea, aku bilang fatal karena berulang-ulang. WTF. Aku nggak tahu, kurasa ini yang menghambat aku cukup lama. Aku kaya cinta aja gitu foto ditempat gelap. Kalau misalkan fotonya kaya memorable ya mungkin ada pengecualian. Lha ini, foto yang dikonsep, foto yang mungkin direncanakan. Tapi malah aku eksekusi ditempat yang gelap. WTF (2). Seandainya aku ada dimasa lalu, ini hal paling pertama yang ku tempeleng memang dimukanya. Peace.
"Format RAW tidak selalu membantu"
Okeh, udah low-light format RAW. Gimana nggak krisis storage. BTW, format RAW itu format yang dibuat untuk menangkap sebanyak mungkin informasi dalam frame. Jadi mungkin JPEG cuman 2 mb kalau RAW 10x lipatnya. Tentu datanya memang lebih banyak tapi tidak ekuivalen dengan hasil yang aku ekspektasi dulu. Aku terlalu bergantung pada format ini, makanya aku percaya diri banget foto di low-light.
Akibatnya aku pernah krisis storage, parah banget. Saat itu aku parahnya masih mempertahankan RAW dan berusaha untuk mengambil foto tetapi mungkin lebih terdeterminasi. Determinasi yang bener-bener meleset. Ada opsi JPEG masih aja pake RAW.
"Belajar komposisi frame, dong"
Kalian mungkin suka banget melihat komposisi yang simetris, yang berat kiri kanannya sama. Pokoknya sempurna. Tapi sayangnya ini bikin aku jadi "BORIIING!!!". Ngebosanin banget. Komposisiku nggak ada variasinya banget. Parah pokoknya.
Apaan anjir, semuanya ditengah. Tutorial apa yang kamu tonton? Referensi apa yang kamu liat? Banyakin variasi kek. Sudut foto, framingnya, elemen sekitar dimanfaatin! Maaf eki masa lalu, tapi ini demi kebaikan kamu.
"Terima kasih"
Dengan segala kekurangan yang ada, terima kasih sudah mau berjuang. Kamera seadanya, jalan-jalan sana sini nggak jelas demi foto-foto. Aku apresiasi kamu tidak melihat semua kekurangan itu. Kadang lebih baik nggak sadar dan terus maju ketimbang kamu tahu kekurangan terus kamu malah jadikan alasan. Terima kasih atas waktu yang kamu luangkan untuk fotografi.
(coba aja kamu lebih berusaha, bongo!)