Belajar sesuatu yang baru mungkin emang nggak enak banget. Banyak hal yang bikin sakit kepala, harus ingat ini itu. Belum lagi kalau ada kesalahan yang nggak sengaja kita buat karena pemahaman yang masih sempit. Tapi, kita nggak perlu panik karena apa gunanya kita dikasih fasilitas untuk mikir dalam organ tubuh kita? bener otak di gunain makanya GOBL... Eh, maap agak emosi karena blogger pemula, boi.
Kalau fotografi adalah hal baru buat kamu, ada beberapa pengetahuan sederhana dan tips simpel yang perlu diketahui.
Manual Mode itu nggak wajib
"Ih kalau nggak bisa atur shutter speed, aperture, ISO dengan tepat nggak usah ngaku fotografer deh". Ini pernyataan yang aku kzl bgt dengernya. Gaya banget jadi manusia, ya. Begini bosku, apa gunanya kalau kamu atur itu trigonal eksposur kalau foto kamu hasilnya jadi overexpose atau underexpose? kaya ga guna banget ntar fotonya. Lagian kamera sekarang udah canggih banget, lho.
Kalau mau belajar sih nggak masalah, kalau mau jadi fotografer yang penting tahu konsep dari ketiga elemen eksposur kamera tersebut. Apa fungsi shutter? Apa efek yang dapat diberikan terhadap foto? Bagaimana cara ISO bekerja? dan lainnya. Aku mungkin banyak kasih tahu soal eksposur karena ini tuh vital banget yang kek aku banyak buat kesalahan ini waktu mulai fotografi dan aku harapkan kalian nggak perlu bertahun-tahun ngerasain kesalahan yang fundamental.
Modal paham konsep dan tahu implementasikan sudah cukup banget. Nggak perlu ngikutin gengsi, boi. Lagian hasil foto yang akan kamu hasilkan itu yang terpenting. Kalau kalian mau foto seperti A ya udah gimana caranya kalian menghasilkan foto tersebut dengan pengetahuan kalian. Kerja cerdas sekali-kali.
Selalu cari sumber cahaya
Untuk counter masalah poin sebelumnya kamu cukup pake mode otomatis dan foto di area yang pencahayaan yang bagus. Aku selalu sarankan dekat jendela, atau outdoor sekalian. Tapi saranku juga siang-siang ya, agak bego aja gitu foto dekat jendela malam-malam yang tujuannya mau foto dengan pencahayaan matahari. Receh ya?
Btw, dengan kamu foto disituasi berbeda-beda kamu jadi paham akan karakter cahaya yang dihasilkan. Mungkin ada salah satu karakter cahaya yang kamu suka. Soft light? Hardlight? kalau kamu sudah tahu kamu bisa buat karakter pencahayaan tersebut. Jadi nggak perlu bergantung sama matahari terus.
Murahan bukan berarti nggak punya potensi
Semua orang pengen banget punya kamera yang mahal. Aku juga punya kamera keren yang masih ada dalam wishlist, tapi entah kenapa aku merasa teknologi sekarang sudah bisa dibilang cukup. Aku pernah melihat dan pake itu kamera mahalan, emang fiturnya gila banget. Tapi seperti yang aku bilang tadi, teknologi sekarang udah cukup. Teknologi yang aku maksud disini ya teknologi mobile. Kamera handphone beberapa kali aku pake untuk kebutuhan ringan kaya foto untuk buat YouTube atau Instagram masih cukup banget. Orang bahkan sering nggak sadar juga kok.
Kalaupun kalian mau beli kamera yang mahal aku cuman bisa saran, pastikan kalian sudah berada dalam kompetisi industri ini baru beli itu kamera, biar menghindari kejadian umum yang kalian sudah upgrade tapi kameranya cuman duduk manis di rak sampe bedebu. Sayang banget.
Aku bicara begini bukan aku murahan, ya. Tapi ini bentuk gaya hidup minimalis (dan pelit).
Investasi Lighting
Aku lebih pilih punya lighting yang akurasi warnanya standar profesional ketimbang kamera. Aku rela pake kamera yang B aja tapi lighting set-nya luar biasa. Alasannya ya karena pada dasarnya kita tergantung sama pencahayaan. Analogi sederhananya gini deh, pernah foto waktu golden hour nggak? Cahaya yang dihasilkan matahri waktu terbit dan mau terbenam. Yeah, keren banget kan foto-foto pada saat jam segitu, apapun kamera kalian kalau foto waktu sekitar waktu segitu. Nah mungkin kita ibaratkan cahaya matahari itu kaya pencahayaan mahal tadi. Jadi kamera biasa pun sanggup bikin foto bagus dengan lighting yang mendukung.
Mungkin itu aja poin-poin yang aku ingin kasih.